Ella Chedburn × Rizqi Maulana
Telang, Tulung, Agung, 2023
Laser engraving on buffalo skin
80 x 120 cm
‘Telang’ (Swamps),
‘Tulung’ (Relief),
‘Agung’ (Big)
Karya ini mencoba mengilustrasikan cerita tutur dan mitos terkait Ringin Kurung. Tujuh pohon beringin ditanam di pusat kota untuk menandai proses panjang transformasi lahan dari rawa menjadi kota. Bagaimana cara kita berdamai dengan kontur geografis Tulungagung yang dikelilingi bukit-bukit seperti cekungan?
Abu Manshur, tokoh utama dalam cerita ini, dibantu oleh empat makhluk mitos, menyumbat sumber air dengan ijuk yang diinjak-injak oleh ‘kebo bule’ (kerbau putih). Dari sekian versi jumlah makhluk mitos yang membantu Abu Manshur, kami memilih angka empat karena menunjukkan harmoni dalam berbagai kebudayaan. Tujuh beringin sebagai penanda tersebut akhirnya dikenal sebagai Ringin Kurung. Tujuh, dalam bahasa jawa ‘pitu’, merujuk pada ‘pitulungan’ atau pertolongan.
This work tries to illustrate the many oral stories and myths related to Ringin Kurung, where seven banyan trees are planted in the city centre to mark the long process of transforming the land from swamp to city. How do we reconcile with the geographical contour of Tulungagung – which is surrounded by hills like a basin?
Abu Manshur, the main character in this story, assisted by four mythical creatures, blocks the water source with ‘ijuk’ (palm fibres) trampled by ‘kebo bule’ (white buffalo). Of the many versions of the number of mythical creatures that helped Abu Manshur, we chose the number four because it shows harmony in various cultures. The seven banyan trees as markers became known as Ringin Kurung. Seven, in Javanese ‘pitu’, refers to ‘pitulungan’ or relief.