Sri (10th) seorang anak perempuan yang tengah berusaha mencari ayahnya ketika gerhana matahari total sedang terjadi tahun 1983 di suatu desa di wilayah Karangasem, ia di temani sahabatnya Ketut (9th).
Sri (10th), a girl who was trying to find her father during the total solar eclipse in 1983 in a village in the Karangasem region, was accompanied by her best friend Ketut (9th).
Tara adalah sebuah sungai Our Land is the Sea atau Air Tanahku adalah film dokumenter pendek tentang bagaimana tiga generasi dari keluarga Bajau di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menghadapi perubahan drastis budaya dan lingkungan mereka.
Our Land is the Sea is a short documentary film about how three generations of a Bajau family in Wakatobi National Park, Southeast Sulawesi, are coping with drastic changes to their culture and environment.
Tara adalah sebuah sungai kecil di pinggiran Taranto, sebuah kota Mediterania yang didirikan 3000 tahun yang lalu. Namanya diambil dari Taras, putra mitos Poseidon, dewa laut. Penduduk setempat sangat menjunjung tinggi air sungai inidan percaya bahwa airnya memiliki kekuatan penyembuhan. Dimulai dengan gambar-gambar ritual di sungai film ini membawa kita ke sebuah kota dan tanah yang dikorbankan atas nama kemajuan. Pabrik baja ILVA, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari sana, telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan perpecahan yang mendalam dalam tatanan sosial Taranto. Terlepas dari kehadiran kelam ini, beberapa penduduk berjuang untuk menjaga harapan tetap hidup bagi kota yang pernah dikenal sebagai “Mutiara Mediterania” ini. Alih-alih mengikuti dinamika investigasi, para pembuat film mengembangkan suatu bentuk dialog terbuka dengan orang-orang yang berjuang dalam kehidupan sehari-hari demi kesejahteraan daerah dan masyarakatnya. TARA mengangkat cerita tentang kehidupan masyarakat di daerah yang penuh dengan tradisi dan mitos yang bertabrakan dengan pembangunan ekonomi. Dengan penuh perhatian dan kepekaan, TARA menangkap kontras dan nuansa halus dari tempat yang dikhianati yang tidak mau menyerah. (Rebecca des Pas)
Tara is a small river on the outskirts of Taranto, a Mediterranean city founded 3000 years ago. The name derives from Taras, the mythical son of Poseidon, the god of the sea. The locals hold the water of the river in high esteem and believe it has healing powers. Beginning with images of a ritual at the river the film takes us to a city and a land sacrificed in the name of progress. The ILVA steelworks, only a few kilometres away, has claimed many lives and led to a deep rupture in the social fabric of Taranto. Despite this dark presence, some residents are struggling to keep hope alive for the town once known as the “Pearl of the Mediterranean”. Rather than following the dynamics of an investigation, the filmmakers develop a form of open dialogue with the people who struggle in their daily lives for the well-being of their area and its people, where traditions and myths painfully collide with economic development. TARA captures the contrasts and subtle nuances of a betrayed place that won’t give up. (Rebecca des Pas)
Project
Presentation
Wednesday, 14 June 2023
13:30 - 16:00 WIB (UTC+7)
- Aula Arief Mustaqiem
UIN SATU Tulungagung