Trimantra Duduk Bersila, 2022
Instalasi Mix-Media, 110 x 130 x 150mm

Pada masa pandemi ini, banyak penyesuaian hadir dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari yang awalnya dipaksa untuk terpisah secara fisik, lambat laun kita menghadirkan bentuk-bentuk kenormalan baru. Kita, bersama-sama, mengalami fase berhenti, terdiam, dan tidak melakukan banyak gerakan fisik. Tapi banyak pergerakan non-fisik dan perkembangan terjadi pada masa-masa tersebut. Ketika direfleksikan, kita melihat pola yang sama dilakukan oleh para leluhur kita dulu. Aktivitas bertapa atau bertirakat menjadi bagian dari kebudayaan yang ditinggalkan oleh pada pendahulu. Secara ketubuhan, kita melakukan aktivitas yang mirip di masa pandemi ini. Banyak hal yang kita lakukan sembari duduk, dari belajar hingga bekerja. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru kita dapatkan tanpa perlu berpindah dari tempat kita duduk.

Di Tulungagung, domisili kami, terdapat candi Gayatri, sebuah situs peninggalan kerajaan Majapahit. Gayatri adalah ibu suri yang arif, bijaksana, dan berakal budi baik. Dia memikirkan dan mengutamakan masa depan alih-alih kekuasaan semata. Kami kemudian mengadopsi penggambaran Gayatri, terutama perwujudan stella (sandaran arca) berikut ukirannya dan padmasana (tempat duduk teratai). Instalasi ini adalah wujud refleksi kita setelah melalui pandemi. Bahwa kita terus bergerak dan berkembang semasa lebih banyak melakukan aktivitas (dengan) duduk. Ketika audiens berinteraksi dengan duduk bersila di intalasi ini, mereka akan menyatu dengan instalasi dan mengalami pengalaman terlahir kembali berupa tembakan proyeksi animasi (mapping) tentang 3 masa: lalu, sekarang, dan depan.