Pekan Keempat: Hanupis Euy!

Silang Residensi - Pekan Kebudayaan Nasional 2023 - kuratorial Sedekah Bumi Project Gulung Tukar sebagai host - seniman residensi: Noirlab Collective, Bogor

oleh Benny Widyo

Pada pekan keempat ini adalah masa post-pro: proses editing, merchandising, dan perencanaan display karya. 

Minggu (17/9) Rama dan Alica berencana akan pulang, karena Rama ada jadwal perform di Pesta Pora tanggal 23 dan 25 September. Tapi karena kelelahan setelah liburan ke selatan hari sebelumnya, Rama dan Alica menunda satu hari kepulangannya. Akhirnya hari itu kami memanggil tukang pijat untuk Rama, Yoga, dan Raka. Pada hari ini kami juga kedatangan Mahendra, praktisi seni tradisi (Barongan) dan kontemporer (noise) yang malam harinya memiliki jadwal perform di Desa Dukuh, Gondang. Akhirnya, minggu malam itu kami manfaatkan dengan jajan di bazar desa sekaligus menonton pertunjukan Jaranan Jawa. Sempat terjeda pertunjukannya karena kami diminta untuk sambutan, memberi pesan kesan di hadapan warga.

Senin (18/9) siang, kepulangan kloter pertama, kami mengantarkan Alica dan Rama ke pool Harapan Jaya. Hari-hari berikutnya masih diisi dengan post-pro video dan mengambil footage tambahan untuk video. Yoga, Raka, dan Yana memiliki rutinitas setiap sore: menikmati senja di sawah. Kloter berikutnya yang pulang adalah Raka dan Yana yaitu pada hari Rabu (20/9). Tapi rutinitas nyore tetap berlanjut meskipun Yoga tinggal sendirian saja.

Senin (18/9) siang, kepulangan kloter pertama, kami mengantarkan Alica dan Rama ke pool Harapan Jaya. Hari-hari berikutnya masih diisi dengan post-pro video dan mengambil footage tambahan untuk video. Yoga, Raka, dan Yana memiliki rutinitas setiap sore: menikmati senja di sawah. Kloter berikutnya yang pulang adalah Raka dan Yana yaitu pada hari Rabu (20/9). Tapi rutinitas nyore tetap berlanjut meskipun Yoga tinggal sendirian saja.

Di akhir pekan, kami memiliki agenda untuk ke luar kota selama 2 hari. Sabtu (23/9) kami lawatan ke Surabaya. Saya (Benny) memiliki janji ketemu dengan Ratna Odata dan Hangjun dari KOFICE (Korean Foundation for International Cultural Exchange) untuk membicarakan kemungkinan kolaborasi ke depan. Setelah itu kami sempat bertemu dan berbincang dengan teman-teman dari Biennale Jatim X, ada Ayos, Syska, dan Bintang. Selepas urusan di Surabaya selesai, kami melanjutkan perjalanan ke Pasuruan untuk singgah di Petong Art House. Yoga sebelumnya pernah ke sini ketika awal pandemi Covid 19 (2020). Ketika tahu Yoga sedang menjalani residensi di Gulung Tukar, Tulungagung; Anang sebagai tuan rumah Petong Art House meminta Yoga untuk singgah sebelum pulang ke Bogor. Akhirnya malam itu kami menginap di Petong. Keesokan harinya, Minggu (24/9) kami melanjutkan perjalanan ke Malang untuk menonton gigs atau acara musik di Level Brewhouse. Ada band dari Bogor bernama Lips, pemain bass-nya adalah member dari Noirlab juga. Setelah selesai acara, malam itu kami langsung bertolak kembali ke Tulungagung.

Senin (25/9) dan Selasa (26/9) kami melanjutkan agenda post-pro yaitu editing video dan masih menambah footage untuk video. Dalam dua hari ini juga ada kunjungan dari tim kuratorial Sedekah Bumi Project yaitu Pujo, Tommy, dan Rifki. Pada Senin malam kami berbincang tentang progres karya dan residensi. Selasa pagi kami sarapan bersama nasi ayam lodho sebelum teman-teman tim kuratorial bertolak kembali ke Semarang. Selasa sore, kami kedatangan teman-teman dari Serikat Suket, Trenggalek.

Rabu (27/9) kloter terakhir kepulangan, Yoga hari ini akan menyelesaikan residensi di Gulung Tukar, Tulungagung dan kembali ke Bogor. Mungkin tidak begitu terasa kesepiannya karena teman-teman Noirlab pulangnya tidak langsung bersamaan tapi satu per satu. Tepat setelah Yoga pulang, sepi seketika menghantam!

Tapi kami sudah menyusun beberapa rencana untuk bertemu dan berkegiatan bersama lagi. Seperti saat proses display pertengahan Oktober nanti kami akan bertemu di wilayah kekuasaan mereka. Kemudian pada 28 Oktober, Gutu telah merencanakan agenda pertunjukan seni lintas disiplin berjudul Nyawang Swara. Noirlab adalah salah satu penampilnya, mereka akan menyajikan karya audio hasil residensi di tempatnya direkam visualnya: Amphitheater Tebing Mojo. Sesuai dengan judul karyanya: MOJO.