Bersiap & Berangkat

Silang Residensi - Pekan Kebudayaan Nasional 2023 - kuratorial Sedekah Bumi Project

oleh Agustin Dwima

Pada awal bulan Agustus, tepatnya 3 Agustus, Gulung Tukar mengadakan rapat rutinan untuk membahas agenda yang akan dikerjakan selama beberapa pekan ke depan, salah satunya agenda Silang Residensi – Pekan Kebudayaan Nasional 2023 kuratorial Sedekah Bumi Project. Dari bahasan rapat tersebut, dijelaskan oleh Benny bahwa ada 10 kolektif yang nantinya akan mengirimkan anggotanya untuk menjalani residensi sekaligus menerima anggota kolektif lainnya untuk menjalani residensi. Dari 101 kolektif yang dipetakan dalam tur zine oleh teman-teman Hysteria di awal tahun ini, diantaranya: Brebes, Magelang, Jepara, Tulungagung, Gunungkidul, Tuban, Kediri, Trenggalek, Sukoharjo, Bogor. Setelah berunding, akhirnya diputuskan yang mewakili Gulung Tukar adalah kami (Agustin dan Sulthon). Sebelum berangkat, kami melakukan rapat online via zoom bersama panitia dan teman-teman kolektif beberapa kali. Pada rapat pertama, membahas teknis dan briefing seputar silang residensi ini, lalu pada rapat berikutnya, kami rapat dengan teman-teman yang akan kami datangi yaitu Ruang Atas dan dengan teman-teman Noirlab Collective.

Kami mewakili kolektif Gulung Tukar untuk Silang Residensi Pekan Kebudayaan Nasional Kuratorial Sedekah Bumi Project ke Ruang Atas (Sukoharjo). Berangkat pada hari Selasa, 29 Agustus 2023, pukul 19:10 WIB menggunakan Kereta Api arah ke Stasiun Solo Balapan. Sampai di Solo pada pukul 22:05 dan dijemput oleh Mas Wahyu bersama Mbak Olen (istri Mas Wahyu). Kami melanjutkan perjalanan menggunakan mobil Mas Wahyu yang selanjutnya diajak makan di Angkringan Wedangan Pak Mini. Ini adalah pertama kalinya aku dan Sulthon minum teh Kampul. Kalau kalian belum pernah meminumnya, harus segera nyobain, biar ngga rugi hahaha. Lalu kami makan nasi bakar dan nasi kucing, khas Angkringan di Solo.

Oiya, Mas Wahyu mewakili Ruang Atas yang akan menjadi Host kami selama residensi di sini. Selain Mas Wahyu dan Mbak Olen, selama di sini kami juga ditemani oleh teman-teman Sub-Studio. Sub Studio adalah kolektif yang berdomisili di Surakarta. Mereka terbentuk pada tahun lalu dengan spirit dan semangat berkegiatan bersama. Anggota Sub-Studio ini adalah kawan-kawan 1 angkatan yang sekarang menjalani studi di ISI Surakarta semester 5. Mereka adalah Herlando, Prima, Sherin, Zoa, Pandi dan Vonji.

Kami baru pertama kali bertemu (secara fisik) dengan Mas Wahyu & Mbak Olen, begitu juga dengan teman-teman Sub-Studio. Pertemuan pertama yang kami rasa akan canggung, ternyata tidak. Mereka sangat ramah dan menyambut kami dengan baik. Kami beristirahat di Studio milik Sub-Studio. Kami mengobrol membahas banyak hal, mulai dari perkenalan, kesibukan kami, latar belakang, cara kerja dan kesibukan dari masing-masing kolektif kami. Selain itu kami juga mengobrolkan rencana riset yang akan kami kerjakan selama di sini. Belakangan kami di Gutu sedang tertarik dengan lokalitas. Saat kami membahasnya dengan teman-teman di sini, mereka menanggapi dengan tertarik. Kami menceritakan tentang program  “The Trees & The Wires” yang membahas tentang persoalan lingkungan di Tulungagung dan menjadikan hasil akhirnya berupa karya dan program. Lalu Mas Wahyu memberikan ide dan masukan tentang apa yang akan kita bahas dan lakukan selama di sini. Tentu saja yang berkaitan dengan Kabupaten Sukoharjo. Salah satu yang menarik kami bahas yaitu tentang “Bekonang”. Awalnya kami tertarik akan Industri pembuatan alkohol yang sudah ada sejak lama di wilayah Mojolaban, Sukoharjo tersebut. Setelah mengobrol, kami baru tahu ternyata Bekonang dulunya merupakan sebutan salah satu Kawedanan pada era Kolonial. Semakin tertarik lah kami akan bahasan mengenai Bekonang, lalu mas Wahyu menawarkan rencana akan kemana saja kami esok hari.