Zidni Khittam
Pendaurulangan Sampah Kain
, 2024

Single-Channel Video & Installation

Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan seringkali kurang. Pakaian bekas yang menumpuk di rumah biasanya disumbangkan atau dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), di mana banyak di antaranya dibakar, menyebabkan polusi udara. Namun, sampah kain sulit terurai dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai di tanah. Fenomena ini diperburuk oleh industri fast fashion yang memproduksi pakaian dalam jumlah besar dengan kualitas rendah, lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas. Semakin banyak barang yang diproduksi menyebabkan semakin banyak pula polusi yang dihasilkan. Bahan baku yang mereka gunakan terdiri dari Elastane 4%, Polyester 96% (Narasi Newsroom 2023).

Industri fast fashion terus tumbuh, dengan produksi meningkat 60% antara tahun 2000 dan 2014, serta 56 juta ton pakaian dibeli pada tahun 2021. Menurut data, pada tahun 2021, valuasi pasar fast fashion mencapai 30,58 milliar USD, yang diprediksi akan mencapai 39,84 milliar USD pada tahun 2025. Pada tahun 2000-2014, 60% produksi fashion meningkat, 56 juta ton pakaian dibeli, yang diprediksi akan meningkat 93 juta ton di tahun 2030 dan 160 juta ton pada 2050. Problemnya, pakaian yang dipakai lebih sedikit, yaitu 36% ketimbang 15 tahun lalu. 

Lalu pertanyaannya, yang lain kemana? Sebagian diekspor ke negara berkembang dan sebagian yang lain dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. Masalah ini mendorong saya untuk mencari solusi dengan cara mendaur ulang dan mengolah pakaian bekas, yaitu melalui recycle dan upcycle. Recycle melibatkan penghancuran bahan untuk dibentuk ulang, sedangkan upcycle adalah mengubah barang asli menjadi sesuatu yang memiliki fungsi baru tanpa menghilangkan bentuk aslinya.

Saya memilih upcycle sebagai metode pendaurulangan karena dapat memutus siklus sampah dan mengurangi kerusakan lingkungan. Upcycling fashion berfokus pada kualitas tinggi dan kuantitas rendah, berbeda dengan fast fashion yang sebaliknya. Barang upcycle seringkali memiliki nilai estetika dan nilai jual yang lebih tinggi karena kualitasnya dan keunikannya. Dengan pendekatan ini, saya berharap dapat memberikan solusi bagi masalah sampah kain, menciptakan produk yang bernilai, dan menginspirasi orang lain untuk mengambil langkah serupa dalam menjaga lingkungan.

  • https://gaya.tempo.co/read/1678888/simak-bedanya-recycle-dan-upcycle
  • https://www.kompas.com/parapuan/read/533087911/solusi-untuk-atasi-limbah-pakaian-ini-bedanya- upcycle-dan-recycle
  • https://www.bbc.com/future/article/20200710-why-clothes-are-so-hard-to-recycle
  • https://youtu.be/ohPUfivVUY0?si=5F-MMWQxgZeYDrqu