Nanda Rahmawati
Ketergantungan Anak pada Gadget
, 2024

Print on Photo Paper, Mounted on PVC Board
14 x 19 cm (12 pcs)

Era digitalisasi bagaikan pisau bermata dua dari hasil revolusi industri dan teknologi. Kehadirannya tidak dapat dihindari oleh seluruh elemen masyarakat. Perkembangan teknologi yang pesat terbukti dengan banyaknya penggunaan gadget dari berbagai kalangan terutama pada anak usia dini. Kecenderungan pada persentase penggunaan gadget meningkat di kalangan anak-anak usia dini yang memungkinkan disebabkan dari berbagai macam faktor. Tentu saja hal ini menciptakan dampak positif dan negatif. Sudut pandang positif menunjukkan bahwa keberadaan gadget di era digitalisasi dapat mendukung pembelajaran, memberikan motivasi dan kecerdasan anak secara keseluruhan. Namun di sisi lain, keberadaan gadget juga berdampak negatif pada pendidikan karakter anak dan menjadi problematik karena banyak faktor sosial yang dapat mengancam generasi muda.  

Studi kasus dilakukan pada anak usia 5 tahun yakni si A dengan narasumber kedua orang tuanya. Dari hasil wawancara terhadap narasumber dan hasil observasi pada kehidupan sehari-hari si A, memperlihatkan bahwa terdapat tiga bagian yang didapatkan untuk menjabarkan faktor ketergantungan anak pada gadget.

  • Keluarga dan Penggunaan Gadget pada Anak

Keluarga dan gadget tidak dapat dipisahkan. Di era digitalisasi, hal ini tentu saja berpengaruh pada kehidupan anak sejak balita. Kecenderungan orang tua yang mengenalkan gadget pada anak sejak usia dini menandakan bahwa anak lebih cepat mengenal dunia gadget karena orangtualah yang pertama memperkenalkannya. Penggunaan gadget pada si A dalam sehari bisa selama 4-5 jam. Dalam durasi 4-5 jam tersebut dirasa cukup lama untuk anak usia 5 tahun menggunakan gadget dalam sehari.  Hal ini tentu saja menimbulkan efek kecanduan yang dapat membuat anak merasakan ketergantungan dalam penggunaan gadget yang berlebihan. Meskipun orang tua si A mengatakan bahwa dalam 5 jam tersebut si A tidak secara langsung menggunakannya melainkan memiliki jeda. 

  Pendampingan keluarga saat anak usia dini bermain gadget menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. Sebab, beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek kontrol orang tua dapat mempengaruhi keberlanjutan perilaku pada anak. Si A dalam pemakaian gadget sehari-hari masih didampingi orang dewasa dan konten yang dilihat masih diawasi dan dibatasi. Hal ini diungkapkan oleh orang tua si A bahwasannya meskipun penggunaan gadget pada si A dianggap berdurasi lama, namun mereka yakin bahwa konten atau penggunaan gadget dalam pengawasan orang dewasa. Ditunjukkan bahwa si A dalam pemakaian gadget untuk menonton Youtube Kids saja.

  • Gadget dan Gangguan Emosional pada Anak

Gangguan emosional pada anak dalam ketergantungan nya terhadap gadget akan diidentifikasi melalui respon anak ketika diberikan kegiatan baru tanpa gadget, respon anak ketika dibatasi bermain gadget dan respon anak ketika diberi peringatan untuk berhenti bermain gadget. Menurut hasil observasi terhadap perilaku si A, respon yang ditunjukkan ketika si A diajak berkegiatan tanpa gadget adalah menurut dan tertarik melakukan kegiatan baru tersebut. Si A cenderung tertarik terhadap hal baru yang sebelumnya belum ia ketahui baik berhubungan dengan gadget atau tidak. Selanjutnya respon si A jika dibatasi bermain gadget oleh orang tuanya akan menunjukkan sikap tidak setuju. Terdapat penolakan diawal seperti marah, kesal dan bahkan menangis namun selanjutnya orang tua si A memberikan pengarahan dan pengertian kepada si A seperti konten yang dilihat berbahaya atau sudah waktunya berhenti bermain gadget dan hal ini cukup berhasil diterapkan untuk si A. Dan terakhir adalah respon si A jika diberi peringatan untuk berhenti bermain gadget adalah tidak setuju. Sama seperti halnya pada respon ketika si A dibatasi bermain gadget yang marah sampai menangis. Namun orang tua si A tidak hilang akal untuk menegur, mengawasi sampai mengancam si A untuk berhenti bermain gadget. 

Kontrol orang tua yang dilakukan orang tua si A terhadap emosional anak dengan melakukan pendekatan dan pengarahan secara bertahap dimana si A didampingi dan diberikan banyak pengertian bahkan jika diperlukan ancaman ataupun menegur akan dilakukan kepada si A. Hal ini dirasa berhasil karena orang tua secara sabar dan disiplin untuk membatasi penggunaan gadget kepada si A. 

  • Gadget dan Perilaku Sosial Anak

Adapun dimensi yang berkaitan pada ketergantungan anak terhadap gadget meliputi hal yang diceritakan anak setelah bermain gadget, penyesuaian anak untuk memiliki teman bermain dan kecenderungan anak dalam mengikuti kata-kata kepada teman atau keluarga. Si A menunjukkan setiap hal yang ia lihat setelah bermain gadget kepada orang di sekitarnya. Si A cenderung suka berbagi cerita apa saja yang ia lihat baik di gadget maupun yang ia alami sehingga ia lebih suka untuk didengar dan diperhatikan. Selanjutnya mengenai teman bermain, si A memiliki teman bermain baik di sekolah, di tempat belajar tambahan, maupun di lingkungan sekitar. Si A cenderung gampang berbaur dan berinteraksi dengan orang lain. Namun si A mudah ter distract terhadap sesuatu yang menurutnya menarik perhatian. Sesuai pada pengamatan yang sudah dilakukan, si A bisa fokus pada gadget meskipun di lingkungan yang menyenangkan seperti di taman bermain atau di sekitar teman-temannya. Kepribadian si A yang cenderung suka bercerita terhadap apa yang sudah ia lihat dan alami menjadikan ia suka menirukan kata-kata yang sudah ia dengar saat bermain gadget. Dikarenakan terdapat batasan yang telah dilakukan oleh kedua orang tua si A terhadap konten pada gadget, menjadikan filtrasi tersendiri untuk si A. 

 

Kesimpulan yang didapatkan pada studi kasus yang di alami si A terhadap ketergantungan nya pada gadget, bahwa tidak serta merta ketergantungan gadget menyebabkan hal negatif. Gadget sebagai produk era digitalisasi bisa melemahkan kekuatan keluarga sebagai guru pertama bagi anak-anaknya. Gangguan emosional yang muncul pada anak usia dini saat berinteraksi dengan gadget terlihat ketika orang tua memberikan peringatan dan membatasi anak agar berhenti bermain gadget. Sehingga keberadaan gadget memberikan kontribusi terhadap munculnya kecanduan dan berdampak pada gangguan emosional dan perilaku sosial pada anak usia dini.