Farhan Nawawi
Milik Kami: Sebuah Kisah Lain dari Pondok Pesantren, 2024
Print on Photo Paper, Mounted on PVC board
Variable Dimensions
Bahu-membahu, kami para santri bekerja sama merenovasi pondok. Genteng berpindah dari tangan satu ke lainnya, sementara kayu-kayu baru naik menggantikan yang lama. Semua ini dilakukan demi kenyamanan kami dalam belajar.
Malam kami gunakan untuk mengaji, sementara siangnya kami berbakti dengan kerja bakti. Tidak banyak yang kami harapkan selain keberkahan dari guru. Guru kami selalu berkata, “Pondok ini adalah milik santri, bukan milik kyai. Bila tidak ada santri, maka pondok juga tidak akan ada.” Dari dawuh inilah kami belajar bahwa membangun dan menjaga pondok adalah kewajiban kami, karena ini adalah rumah kami.
Bangunan ini sudah berdiri puluhan tahun, genteng-gentengnya usang dan berlumut. Beberapa genteng bahkan patah dan menyebabkan trocoh saat musim hujan. Hampir setiap hujan tiba, para santri harus mengepel karena kebocoran air dari genteng yang rusak. Rencana renovasi sebenarnya sudah lama direncanakan, namun pondok kami bukanlah pondok besar dengan dana melimpah, sehingga kami harus menabung terlebih dahulu.
Saat waktunya tiba untuk merenovasi, para santri berkumpul untuk saling membantu. Renovasi atap memakan waktu hampir satu minggu karena semua dilakukan oleh santri. Mulai dari menurunkan genteng, membongkar rangka atap, hingga memasang atap baru, semuanya kami kerjakan sendiri. Bahkan untuk pekerjaan di belakang layar seperti memasak untuk sarapan, kami juga yang mengurus. Selama proses renovasi, kami pernah tidur di bangunan tanpa atap, tetapi melihat bintang-bintang di langit saat malam tiba menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.
Kami memandang kerja bakti ini sebagai salah satu bentuk khidmah (pengabdian) yang bisa kami berikan kepada pondok. Mengharapkan keberkahan dan ilmu yang bermanfaat. Karena bagi santri, tidak cukup hanya menjadi pintar mengaji; kami juga belajar untuk siap bermasyarakat ketika nanti sudah pulang ke rumah. Mondok bukan hanya tentang belajar, tapi juga tentang belajar melayani dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.