Catur Tutud & Ongky Prasetyo
1.064 °C, 2024

Print on Photo Paper, Wooden Frame
Variable Dimensions

Dipinggir kota Tulungagung Jawa Timur ada seorang pelebur perhiasan-emas menjadi emas-murni batangan. Proses peleburan ini dilakukan dengan metode semi-tradisional, menggunakan mesin kompresor yang dihubungkan dengan blender las karbit, menggantikan tungku tradisional.

Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang wanita yang bernama Lia, yang  telah menggeluti pekerjaan ini kurang lebih 10 tahun. Pekerjaan ini merupakan warisan dari ayahnya yang telah memulai usaha ini sekitar tahun 1990-an. Lia adalah anak kedua dari empat bersaudara dan satu-satunya yang berprofesi menjadi pelebur emas. Tiga saudaranya memilih profesi lain dan ada yang ikut suaminya tinggal di luar kota. Setelah ayahnya meninggal sekitar 4 tahun yang lalu, Lia akhirnya mengambil alih hampir seluruh proses peleburan emas ini, dari awal sampai akhir, profesi yang sangat jarang dilakoni oleh seorang wanita. 

Pada awal tahun 1990-an, saat masih dioperasikan oleh ayah Lia, tempat peleburan emas ini masih satu-satunya yang beroperasi di Tulungagung. Kini ada sekitar 4 tempat yang menerima peleburan emas di Tulungagung. Mereka juga menggunakan metode semi-tradisional, yang disebut demikian karena setiap proses peleburan hanya menghasilkan beberapa puluh gram saja. Berbeda dengan peleburan modern yang dapat menghasilkan beberapa ratus gram, bahkan puluhan kilogram. Perbedaan utama antara peleburan tradisional dan modern adalah skala produksinya, sedangkan proses peleburan secara garis besar sama. Biasanya, perhiasan emas yang rusak atau tidak memiliki surat-surat diproses secara semi-tradisional, sedangkan bijih emas hasil tambang besar diproses secara modern.

Proses peleburan terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yaitu menimbang berat perhiasan emas yang akan dilebur. Hasil nilai berat yang diperoleh dikalikan dua untuk menentukan berat perak yang nantinya akan dicampur pada proses peleburan pertama. Lamanya proses peleburan pertama tergantung  pada berat perhiasan emas; semakin berat, semakin lama prosesnya. Hasil dari peleburan pertama kemudian dimasak dengan menambahkan asam nitrat. Reaksi kimia antara asam nitrat dengan emas yang dilebur menghasilkan warna hijau. Proses ini diulangi beberapa kali, dengan mengganti asam nitrat dengan cairan baru hingga cairan tersebut menjadi bening atau tidak berwarna. Endapan yang terbentuk dari proses kimia ini adalah emas murni yang nantinya akan dilebur lagi.

Tahap terakhir adalah peleburan kembali bubuk hasil endapan tersebut, dengan menaburkan bubuk boraks pada peleburan, yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran atau kerak pada emas. Hasil peleburan akhirnya dituangkan ke dalam cetakan dan bisa didinginkan dengan merendamnya dalam air. Setelah peleburan ini selesai, hasil dari cetakan tadi adalah emas murni batangan.