Pameran Fotografi Hasil Gutuskul: Kata Mata Kita Lokakarya Fotografi & Penulisan Pemateri: Adhi Kusumo & Titah AW

Seringkali, cerita paling menarik terletak tepat di depan mata kita. Namun, karena kesibukan sehari-hari, kita kerap melewatkannya. “Kata Mata” hadir sebagai sebuah ajakan memperlambat langkah dan melihat dengan lebih dalam, untuk menemukan kisah-kisah yang tersembunyi di antara rutinitas dan hiruk-pikuk keseharian.

Pameran ini berangkat dari program Gutuskul: Kata Mata Kita, sebuah lokakarya yang dirancang untuk mengajak peserta memahami konsep jurnalisme sastrawi dan fotografi cerita. Dalam lokakarya ini, para peserta tidak hanya belajar tentang teknik penulisan dan fotografi, tetapi yang lebih penting, mereka belajar bagaimana mencari dan menemukan cerita yang sering terabaikan.

Para peserta diberi kesempatan untuk merancang proyek fotografi mereka berdasarkan isu atau topik yang mereka anggap penting. Mereka menghabiskan sekitar tiga bulan untuk bertemu informan, melakukan wawancara, mengamati, dan memotret. Proyek-proyek yang dihasilkan adalah cerminan dari ketertarikan pribadi peserta terhadap isu-isu di sekitar mereka; dari masalah sosial hingga isu lingkungan, dari cerita pribadi hingga pengalaman kolektif.

Karya-karya dalam pameran ini menunjukkan beragam tema yang mencerminkan realitas masyarakat. Beberapa karya mengeksplorasi dunia anak-anak dan remaja. Misalnya, topik penggunaan kendaraan bermotor oleh anak di bawah umur menyoroti masalah keamanan dan regulasi, sementara kecanduan gadget pada anak-anak menunjukkan tantangan era digital. Perihal pernikahan anak menggambarkan isu yang lebih kompleks, berkaitan dengan tradisi dan tekanan sosial.

Tema lain dalam pameran ini berfokus pada isu lingkungan dan kreativitas dalam pemanfaatan bahan sisa. Kisah tentang pengelolaan sampah di Tulungagung mengajak kita untuk memikirkan dampak lingkungan dari gaya hidup. Ada juga cerita tentang peleburan emas yang menunjukkan sisi lain dari industri rumahan dan kebertahanan. Kreativitas dalam penggunaan bahan sisa untuk fashion memperlihatkan bagaimana masyarakat dapat berinovasi untuk menciptakan produk yang berkelanjutan.

Pameran ini juga menyajikan karya-karya yang mengeksplorasi aspek kebersamaan dan perjalanan. Gotong royong santri dalam merenovasi pondok mencerminkan semangat solidaritas dalam komunitas beragama, sementara perjalanan seorang pemuda dari Blitar ke Banyuwangi untuk mendukung perjuangan warga yang lahannya direbut oleh korporasi dan negara menunjukkan semangat perlawanan terhadap ketidakadilan. Kisah tentang bandara baru yang menjadi tempat liburan bagi warga setempat menunjukkan bagaimana ruang publik dapat berubah fungsi dan makna.

Terakhir, beberapa karya menyoroti hal-hal yang mungkin terabaikan tetapi tetap memberikan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Gulma yang bermanfaat, kotoran burung di alun-alun yang akhirnya diterima oleh warga, dan penjual makanan ringan “ote-ote” yang menjadi ikon kuliner malam hari—semua ini menunjukkan bahwa cerita-cerita menarik bisa ditemukan di mana saja, jika kita bersedia melihat dan mendengarkannya.

Karya-karya dalam proyek-pameran ingin mengajakmu untuk meluangkan waktu dan melihat dunia dengan cara yang baru. Tidak hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai bagian dari narasi itu sendiri. Pameran ini adalah hasil dari eksplorasi, empati, dan dedikasi para peserta lokakarya. Mereka telah menghabiskan waktu untuk mendekat dan menjauh, menggali lebih dalam, kemudian mencatat dan merekamnya dari jarak yang terukur terang. Karena setiap cerita layak diceritakan dan setiap orang memiliki sudut pandang yang patut dieksplorasi. Jadi, mari buka mata dan temukan cerita yang bersembunyi di sekitar kita.

Benny Widyo Kurator

5-25 Mei 2024 | 16:00 – 22:00 WIB *Kamis Libur

Pameran diselenggarakan di Gutuhaus 
Jl. Mastrip no. 18 Serut, Boyolangu, Tulungagung