Naskah Baru Klinting versi Lakon Kentrung Mbok Gimah
Kentrung merupakan seni tutur yang bukan sekadar tontonan. Ia mengandung tatanan dan tuntunan.
Mengapa lakon ini? Karena lakon Baru Klinthing erat kaitannya dengan Kabupaten Tulungagung. Folklor tentang Baru Klinthing masih banyak beredar di masyarakat, pun banyak asumsi mengatakan bahwa ada keterkaitan daerah lain dengan peristiwa yang dikisahkan.
Lima hari pertama adalah fase untuk mengumpulkan data video, penyuntingan, dan mengunggah ke Youtube. Ada dua bagian yang diunggah dalam platform tersebut. Hari keenam hingga hari kesepuluh menjadi waktu yang dimaksimalkan untuk mendengarkan dan menulis naskah. Pada hari ke-11 hingga ke-15, naskah asli diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pada hari ke-16, saya mulai membuat suntingan naskah baru. Format bacaan yang digunakan adalah kalimat tidak langsung. Proses ini berjalan selama 20 hari.
Yayak Priasmara
Yayak Priasmara lahir di Surabaya, 21 Mei 1987. Sejak kecil menetap di Campurdarat, Tulungagung. Alumnus Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang ini justru nylenthan, sehingga dikenal sebagai pegiat seni tutur; kentrung dan teater di Tulungagung. Kecintaannya pada kentrung dan teater, pengalaman di organisasi teater SMA dan kampus, serta spirit dari almarhumah Mbok Gimah, membuatnya yakin untuk mendirikan Sanggar Seni Gedhang Godhog (SSGG) Tulungagung pada tahun 2011. Hingga kini, bersama SSGG Tulungagung ia terus belajar dan berkarya mengenalkan kentrung kepada generasi muda melalui pementasan dan pelatihan gratis. Terakhir, ia berhasil menyabet gelar aktor terbaik kategori seni tutur dalam ajang Jejak Virtual Aktor Kemendikbud 2020. Jika ingin berkorespondensi lebih dekat, Yayak bisa dihubungi melalui surat elektronik yephepriasmara@gmail.com atau 085233125072